MENGHADAPI MUSIBAH DAN KESULITAN HIDUP



Oleh : AA-Fachrurrozy Al-Qodiry
14-07-2017

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Untuk mengatasi kendala yang disebabkan oleh musibah dan kesulitan hidup yang menimpa, cukup bagimu untuk bersabar. Bersabarlah dalam semua ikhwal kehidupan!

Pentingnya bersabar didorong oleh dua alasan:
Pertama, agar sampai kepada hakikat dan tujuan ibadah. Sebab, fondasi ibadah adalah kesabaran dan tahan terhadap berbagai kesulitan hidup. Siapa yang tak mampu bersabar, maka dia tidak akan sampai kepada hakikat dan tujuan ibadah. Sebab orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala pasti menghadapi berbagai kesukaran hidup, ujian dan musibah. 

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
1. Setiap bentuk ibadah dan ketaatan itu sendiri mengandung berbagai kesukaran. 

2. Tak ada ibadah yang dilakukan tanpa menekan hawa nafsu. Sebab, hawa nafsu selalu berusaha mencegah seseorang untuk beribadah dan taat kepada Allah.

3. Setelah mengerjakan kebaikan dengan susah payah, seorang hamba harus berhati-hati menjaganya, agar ibadahnya itu tidak rusak. Karena, istikamah dan menjaga amal ibadah itu lebih sukar daripada mengerjakan amal pada kali pertama.

4. Dunia ini tempat ujian, maka siapa saja yang berada di dalamnya pasti akan mendapat ujian dengan berbagai kesulitan dan musibah.

5. Orang-orang yang lebih memilih akhirat daripada dunia itu akan mengalami cobaan yang lebih parah dan lebih banyak. Semakin ia dekat kepada Allah, maka musibah dan ujian dunia akan lebih banyak dan lebih keras menerpanya. Sebagaimana sabda Rasul, “Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian para ulama, kemudian orang yang terbaik dan kemudian orang yang terbaik di bawahnya.” 

Allah SWT berfirman, “Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian. Dan (juga) kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kalian serta dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak, yang akan menyakitkan hati,”(QS Ali Imran: 186). Maka persiapkan diri kalian karena pasti kalian akan mengalami banyak ujian!

Kedua, karena di dalam kesabaran terkandung nilai kebaikan dunia dan akhirat. Di antaranya adalah keselamatan dan kesuksesan. Siapa yang bertakwa kepada Allah dengan penuh kesabaran, maka Dia akan menjadikan jalan keluar bagi hamba tersebut dari berbagai bentuk kesukaran yang menimpanya.

Keuntungan lain yang diperoleh dari sikap sabar adalah ia akan lebih mudah untuk diterima menjadi pemimpin ataupun pembimbing di masyarakat luas. 

Allah juga berfirman, “Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS Huud: 49) Allah berfirman, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yangmemberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabdar,” (QS As-Sajdah: 24)

Sesorang yang bersabar juga akan memperoleh kabar gembira, doa dan rahmat dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya: “Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun/ sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan dikembalikan kepada-Nya.” (QS Al-Baqarah [2]: 155-156)

Orang yang bersabar akan mendapat pujian khusus dari Allah, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Quran kepada Nabi Ayyub. Mereka yang bersabar juga akan sangat dicintai Allah Azza wa Jalla. “Allah mencintai orang-orang yang bersabar,” (QS Ali Imran: 146). 

Mereka akan hidup dalam kemuliaan yang besar di sisi Allah, mendapat pahala yang berlimpah, tak terbatas dan di luar yang dibayangkan oleh manusia. 
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahala mereka tanpa batas, “ (QS Az-Zumar: 10)

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mampu bersabar! Setelah mengetahui kebaikan dan manfaat dari sabar ini, maka tanamkanlah kebaikan sabar itu dalam kalbumu! Cobalah dengan keras untuk bisa memiliki sifat mulia ini sehingga kalian menjadi orang yang sukses (beruntung). Semoga Allah SWT memberi kalian taufik.”

Aamiin 

--Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Abidiin

Tidak ada komentar